HP dalam pesawat

Woman-Phone-Man-TabletSmall-640x469

Beberapa hari belakangan ini, ramai pemberitaan soal seorang pejabat propinsi Bangka Belitung yang menjadi tersangka pemukulan terhadap seorang pramugari Sriwijaya Air, dalam penerbangan Jakarta – Pangkalpinang. Sang pejabat marah karena ditegur untuk mematikan HP nya saat sudah berada dalam pesawat sebelum keberangkatan. Meski perjalanan selama kurang lebih 1 jam 15 menit, tampaknya si bapak masih memendam amarah sama pramugari tersebut, saat pesawat mendarat pejabat tersebut terlibat cekcok dengan pramugari yang berujung pemukulan dengan gulungan koran. Kasus kemudian dilaporkan ke Kepolisian.

Si bapak pejabat beralasan khilaf karena sedang ada masalah istrinya yang sedang dirawat di RS, dan harus menghubungi keluarga untuk menjemput di bandara Pangkalpinang. Tapi apapun alasannya, pemukulan oleh bapak pejabat tersebut tentu tidak bisa dibenarkan, apalagi pramugari tersebut menjalankan tugasnya untuk alasan keselamatan penerbangan.

Memang jadwal penerbangan yang sering delay membuat kita tidak bisa begitu saja menggunakan jadwal penerbangan yang ada untuk ketepatan waktu mendarat dan menjemput, jadi kita selalu telpon saat proses boarding untuk memberitahu jam berangkat sehingga yang menjemput bisa mengatur jadwal penjemputan. Dan memang sebagian besar yang masih menggunakan telepon saat dalam pesawat umumnya untuk memberitahu ‘saya sudah dalam pesawat’ kepada keluarga yang akan menjemput di tujuan.

Buat saya pribadi masih bisa maklum kalo ada penumpang yang meski sudah dalam pesawat masih menggunakan HPnya untuk sekedar memberitahu sudah dalam pesawat yang akan segera berangkat, lalu segera mematikan HP-nya. Yang paling menjengkelkan adalah yang masih ngobrol atau langsung menyalakan HP begitu pesawat touchdown, serasa urusan mereka maha penting dan ga bisa ditunda beberapa menit ke depan.

Beberapa pengalaman soal penggunaan HP dalam pesawat, saat dulu awal kemunculan smartphone dengan feature flightmode, saya masih sering ditegur pramugari dan dilihatin beberapa penumpang saat masih memainkan smartphone meski dalam flightmode. Saat itu bahkan masih banyak pramugari yang belum mengerti soal flightmode di smartphone dan tetap meminta saya mematikan/turn off smartphone saya. Untuk menghindari kesalahpahaman dengan pramugari dan tatapan penumpang lainnya, biasanya saya mengalah dan mematikan saja gadget dan tidak perlu sampai memukul pramugari 🙂

QL_136983252

Kini smartphone dengan flightmode sudah umum, kita tidak lagi mematikan gadget selama penerbangan dan tidak lagi mendapat tatapan dari penumpang lain.

Dari pengalaman selama ini, beberapa airlines baik domestik dan international punya kebijakan/aturan yang berbeda soal pengaturan penggunaan HP dalam pesawat. Secara umum flight attendant akan meminta penumpang untuk mematikan HP setelah pengumuman oleh awak kabin dan saat pemeriksaan keliling. Tapi Singapore Airlines – SQ, sudah melarang penggunaan HP saat memasuki pintu pesawat. Pernah saya menyaksikan seorang penumpang dicegat di pintu pesawat dan diminta untuk berhenti telepon dan mematikan HP sebelum memasuki pesawat. Sedangkan pengalaman dengan Saudi Airlines, awak kabin membiarkan saja yang teleponan dalam pesawat sampai sesaat sebelum pesawat take off baru meminta untuk mematikan alat komunikasi.

Demikian juga saat pesawat landing, umumnya awak kabin akan meminta untuk tidak menyalakan HP sampai berada dalam gedung terminal kedatangan. Tapi berbeda dengan Cathay Pacific – CX, sesaat setelah touchdown, awak kabin yang memberikan pengumuman bahwa penumpang sudah boleh menyalakan HP-nya. Ini saya amatin dalam beberapa kali penerbangan dengan CX, dan memang hanya CX yang begitu. Kurang paham juga mengapa hanya CX yang berbeda begitu, dan ini dilakukan CX di bandara HKG maupun CGK. Ada yang paham?

Dan satu hal yang menjadi perhatian saya sejak dulu, belum pernah melihat ada sign/logo yang melarang penggunaan HP dalam pesawat. Yang masih ada malah larangan merokok. Kapan terakhir anda menemukan penumpang yang merokok dalam pesawat? 🙂

Airplane-overhead-seatbelts-sign

@budisungkono
Jakarta