Tentang hukuman mati

Mungkin mudah bagi kita untuk meneriakkan hukuman mati untuk para pelanggar hukum berat karena kita 

~bukan hakim yang harus memberikan vonis pencabut nyawa
~bukan presiden yang harus menolak permohonan grasi dari sang terpidana mati tersebut
~bukan jaksa agung yang harus memimpin pelaksanaan hukuman tersebut
~bukan anggota regu tembak yang ditugasi melaksanakan eksekusi mati tersebut.
~bukan orang tua atau anak atau keluarga dekat dari terpidana mati tersebut.

Mereka yang karena tugas dan kewajibannya harus memutuskan hidup matinya seorang manusia, saya yakin akan mengalami keresahan hati, bertanya dan menjawab sendiri, apakah ini keputusan sudah benar dan terbaik?

Mungkin juga mudah bagi kita untuk berteriak menentang hukuman mati dengan segala dalilnya, saat kita
~bukan orang tua atau anak atau keluarga dekat yang menjadi korban dari kejahatan tersebut
~belum bisa membayangkan bahwa kejahatan serupa juga bisa mengancam kita atau orang terdekat kita

Memang begitulah kita manusia, bersuara kencang berteriak tentang sesuatu, yang belum tentu akan sama bila kita berada di sisi seberang lainnya.

Saat kita berteriak menuntut hukuman mati bagi seorang tersangka, seberapa yakinkah kita bahwa ybs bukan korban salah tangkap, bukan korban rekayasa peradilan sesat? Apakah kita sudah sebegitu yakin dan percaya pada seluruh aparat penegak hukum kita dan mereka layak dipercaya untuk mencabut nyawa seseorang?

Ini bukan soal mudah, kawan.
Apakah kita bisa memaafkan diri sendiri kalo sekarang berteriak menuntut hukuman mati bagi seorang pelaku kejahatan berat, sampai suatu saat nanti ternyata dia bukanlah pelakunya?

Saya hanya bisa berdoa dan berharap agar tidak menjadi orang dekat korban ataupun orang dekat terpidana mati, posisi yang sangat berat untuk bersikap.