Politik Tentara

Saat Orde Baru jatuh, bangsa ini sudah sepakat agar tentara dikembalikan ke barak, karena peran tentara dengan dwifungsi nya dulu sudah bergerak kejauhan dari tujuan awal yang mungkin bagus. Salah satu hasil Reformasi adalah pemisahan TNI dan Polri dengan penghapusan institusi ABRI. Tentara hanya menjalankan fungsi sebagai alat negara di bidang pertahanan dan bukan alat pemerintah di bidang politik. Perlu keputusan resmi apabila ingin menggunakan tentara untuk Operasi Militer Selain Perang.

Belakangan ini kita melihat perseteruan politik telah memancing kehadiran tentara di jalanan melakukan show of force. Banyak yang bersorak. Kemungkinan mereka adalah dua kelompok, mereka yang belum paham situasi politik di jaman orde baru dulu, atau mereka yang dulu kritis pada tentara tapi sekarang bersorak karena kebetulan yang dibully tentara adalah kelompok yang mereka tidak sukai.

Begitulah, tergantung kepentingan politik.
Ironis memang, kelompok yang sekarang dibully tentara adalah kelompok yang biasanya suka menarik tentara sebagai aparat yang lebih benar daripada polisi yang menjadi lawan mereka di jalanan atau di jalur hukum. Lihat saja reaksi mereka saat masih simpang siur apakah benar tentara yang mencopot baliho, bahkan masih mengira ada yang sedang adu domba mereka sama tentara.

Tugas kamtibmas mestinya tetap menjadi domain kepolisian. Kalo dirasa sekarang belum optimal, yah diberesin.
Berpolitik yah memang begitu, jorok dan menjengkelkan, tapi jangan main kasar.